Usiaku sekarang 25, artinya Beliau sekarang 52 (angka yang terbalik dengan usiaku). Aku lebih sering sepaham dengan ayahku, mungkin juga karena duka dan luka yang dikarenakan pola asuh tidak tepat yang diterapkan ibuku (walau bukan ditujukan padaku). Ini salah satu pelajaran hidup pertama yang akan kuingat selalu, dimana semua anak memiliki keunikan dan sebagai orangtua harus menerima dan menyayangi anak yang dipercayakan kepada kita dengan kesungguhan dan ketulusan hati.
Aku memilih untuk memaafkan semua yang ada dimasa lalu (kekerasan ibuku, kediamanku dan ayahku, pola asuh nenek+kakekku terhadap ibuku) dan kuyakin bahwa kumampu menjadi lebih baik. Terimakasih untuk orang2 yang telah membantuku menjalani proses pemulihan luka batinku. Ga ada orang yang sempurna.
Sekarang ... Kesehatan ibuku semakin rapuh, mulai dari sering keseleo kalau jalan, sering batuk (apalagi kalau stres), sering aku harus mengulang bicara karena ibuku entah kurang jelas mendengar ucapanku atau tidak perhatian dengan apa yang kukatakan, lebih cepat letih mengerjakan sesuatu, nonton TV harus menyender dan berakhir dengan ditonton TV (alias tertidur...), susah untuk berdiri setelah posisi duduk/jongkok, ...
Alasanku menulis bukan untuk menjelek-jelekkan ibuku, namun lebih pada pengolahan bahwa menerima kenyataan bahwa ibuku mulai tua adalah tidak mudah. Seringkali aku tidak sabar/jengkel/timbul pertanyaan kenapa secepat ini... Tapi aku sadar, ini perjalanan hidup. Puji Tuhan, sampai sekarang ibuku tidak dirawat di rumah sakit.
Aku paham sekarang teori yang diajarkan bahwa penerimaan diri pada usia tua bukan hal yang mudah adalah benar. Aku saja yang melihatnya berubah merasa tidak mudah menerima, apalagi ibuku yang mengalaminya sendiri. Banyak cinta dan kasih telah kudapatkan, ribuan doa terucap darinya selama 25 tahun kehidupanku (terkadang akupun lupa menyebutnya dalam doaku). Mari kita semakin bisa menujukkan bakti kita padanya, seorang IBU yang tanpanya tak mungkin kita ada sampai saat ini..
Tuhan, terimakasih untuk kehadiran ibuku, sertailah selalu langkah ibuku dan bantu aku bersabar mendampinginya.
Minggu, 11 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar